Laporan Ekologi Pertanian



1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tumbuhan adalah semua makhluk hidup yang ada di bumi kecuali manusia dan binatang. Sebagai salah satu komponen makhluk hidup, tumbuhan memiliki ciri bisa tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan pada tanaman ditandai dengan perubahan ukuran dan berat yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan pada makhluk hidup bisa dinyatakan dengan ukuran. Sedangkan perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan sehingga tidak dapat dinyatakan dengan ukuran dan ditandai dengan perubahan bentuk tubuh dan mulai berfungsinya organ-organ reproduksi. 
Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor dari dalam meliputi gen dan hormon. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen dan lain-lain. Praktikum penanaman jagung yang dilakukan di glass house bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal seperti kadar air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.
1.2  Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum penanaman jagung ialah untuk mengetahui pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman jagung.









2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanam
Menurut Muis (2000), Tanam merupakan kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan). Sedangkan menurut Salikin (2003), Tanam adalah bagian agroekosistem yang tidak terpisahkan oleh subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan budaya saling terkait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup bersama.
2.2 Syarat Tumbuh Jagung
Jagung  tergolong  tanaman  C4 dan  mampu  beradaptasi  dengan  baik pada  faktor  pembatas  pertumbuhan  dan produksi.  Salah  satu  sifat  tanaman jagung  sebagai  tanaman  C4,  antara  lain daun  mempunyai  laju  fotosintesis  lebih tinggi  dibandingkan  tanaman  C3, fotorespirasi  dan  transpirasi  rendah, efisien  dalam  penggunaan  air.  Tinggi tanaman  jagung  antara  100-300  cm, umur panen 70 hari dan umur  berbunga 18 – 35 hari ( Falah, 2009).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerasi dan keterdsediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6-7,5 (Rochani, 2007).
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian setelah takar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin, 2002).
2.3 Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Jagung
Menurut Purwono et. al., (2005), jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan saat pematangan biji. Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun karena tanaman jagung secara umum 2 liter air pertanaman perhari saat kondisi panas serta kekurang air selama pembungaan akan mengurangi jumlah buah tersebut.
Menurut Dickert (2001), apabila kebutuhan  air  tidak  dipenuhi  maka pertumbuhan  tanaman  akan  terhambat, karena  air  berfungsi  melarutkan  unsur hara  dan  membantu  proses  metabolisme dalam tanaman jagung.
Apabila tanaman mendapat cekaman air (stres air) yang cukup besar, laju absorbsi air dari dalam tanah tidak dapat mengimbangi laju transpirasi. Akibat kejadian tersebut stomata akan menutup. Dengan demikian, penyerapan CO2 dari udara menuju jaringan mesofil daun tidak akan terjadi. Selanjutnya aktifitas fotosintesis akan terganggu karena kurang tersedianya ion H+ yang berasal dari tanah dan CO2 dari udara sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.







3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Tabel.1 Alat pada Praktikum Tanam
No
Nama Alat
Fungsi
1
Cetok
Untuk mengambil tanah
2
Polybag
Untuk tempat media tanam atau tanah
3
Gelas Ukur
Untuk mengukur air yang disiramkan.
4
Penggaris
Untuk mengukur tinggi tanaman

3.1.2 Bahan
Tabel.2 Bahan pada Praktikum Tanam
No
Nama Bahan
Fungsi
1
Tanah
Sebagai media tanam
2
3
Benih Jagung
Air
Sebagai benih tanaman yang ditanam
Sebagai indikator faktor abiotik



3.2 Cara Kerja

Analisa Perlakuan
            Penyiapan alat dan bahan perlu dilakukan agar proses penelitian berjalan lancar. Pemasukan tanah kedalam polybag tidak sampai penuh bertujuan agar pada saat pemyiraman air tidak tumpah keluar polybag. Penanaman 1 benih jagung pada setiap polibag dilakukan agar pertumbuhan jagung efektif. Penyiraman air pertama dilakukan sampai terlihat basah bertujuan untuk memecahkan dormansi pada benih jagung sehingga nantinya dapat tumbuh. Pemberian label 100% dan 50%  bertujuan untuk membedakan antara benih jagung dengan perlakuan penyiraman sebanyak 100% dan perlakuan penyiraman sebanyak 50%. Penyiraman dilakukan setiap sore selama 4 minggu dikarenakan pada saat itu cuaca tidak terlalu terik, sehingga tanaman bisa menyerap air secara sempurna.  Selama proses pengamatan dilakukan pengambilan gambar dengan tujuan untuk pembuatan laporan akhir setelah selesai penelitian.




4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Tinggi Tanaman
Tabel 3. Perbandingan Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung Perlakuan Air 100 % dan Air 50 %
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
1 mst
2 mst
3 mst
4 mst
Air 100 %
13
25
28
35
Air 50 %
8
10
20
23
Berdasarkan data pengamatan di atas, diperoleh hasil bahwa tinggi tanamam jagung dari masing-masing perlakuan mengalami peningkatan di setiap minggunya. Pada 1 mst tinggi tanaman dengan perlakuan air 100% adalah 13 cm dan pada perlakuan air 50% setinggi 8 cm. Sedangkan pada 2 mst tinggi tanaman dengan perlakuan air 100% tingginya bertambah menjadi 25 cm dan dengan perlakuan air 50% bertambah menjadi 10 cm. Kemudian untuk 3 mst tinggi tanaman juga bertambah menjadi 28 cm untuk perlakuan air 100% dan 20 cm untuk perlakuan air 50%. Pengamatan minggu terakhir yaitu pada 4 mst tinggi tanaman dengan perlakuan air 100% menjadi 35 cm dan untuk perlakuan 50% menjadi 23 cm.
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Jagung
4.1.2 Jumlah Daun
Tabel.4 Perbandingan Jumlah Daun Tanaman Jagung
Perlakuan
Jumlah Daun Tanaman (helai)
1 mst
2 mst
3 mst
4 mst
Air 100 %
3
4
4
5
Air 50 %
3
4
4
5

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tanaman jagung terlihat subur pada 1 mst dengan jumlah daun tetap tiga helai. Pada 2 mst jumlah bertambah 1 helai pada kedua perlakuan sehingga menjadi empat helai, namun daun tampak menggulung dan terdapat daun yang kering. Kemudian pada 3 mst daun kembali tampak segar dan subur tanpa disertai pertambahan jumlah daun sehingga jumlahnya tetap empat helai. Untuk 4 mst, terjadi pertambahanjumlah daun dari empat menjadi lima helai.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung
4.2 Pembahasan
Pengamatan tanam pada tanaman jagung dilakukan untuk mengamati pengaruh faktor eksternal atau kondisi lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman khususnya pengaruh kadar air. Dalam pengamatan kali ini terdapat dua perlakuan kadar air yaitu pemberian kadar air sebanyak 100% dan kadar air sebanyak 50%. Pada perlakuan pemberian kadar air 100% tanaman jagung mengalami pertumbuhan lebih cepat atau lebih subur dibandingkan dengan tanaman jagung dengan perlakuan kadar air 50% karena tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk proses metabolismenya. Pernyataan terebut sesuai dengan pernyataan Jasminarni (2008), bahwa kekurangan atau kelebihan air pada setiap fase pertumbuhan akan mengakibatkan tidak normalnya pertumbuhan dan menurunnya hasil produksi tanaman. Tanaman jagung yang diberi perlakuan pemberian air 100% lebih tinggi dari tanaman jagung yang diberi perlakuan pemberian air 50%. Hasil percobaan ini sesuai dengan pendapat Soehartono (2008) yang menyatakan bahwa pemberian air berpengaruh terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman sebagai pencerminan pertumbuhan tanaman. Jadi kalau suatu sel tanaman membuat sel-sel baru, pemanjangan sel, dan pembelahan sel maka akan mempercepat pertumbuhan batang, daun, dan sistem perakaran.



5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan tanaman jagung lebih baik jika kebutuhan airnya mencukupi dan akan tumbuh kurang baik jika kebutuhan airnya tidak tercukupi. Sehingga pemberian air yang cukup untuk tanaman jagung akan memberikan hasil yang optimal bagi tanaman jagung itu sendiri.
5.2 Saran
Semoga pengamatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat untuk pembelajaran dan pengamatan tanam tanaman selanjutnya dapat berjalan denganlancar juga kesalahan atau kekurangan yang terjadi pada pengamatan ini terulang dan dapat berhasil.



DAFTAR PUSTAKA
Dickert  and  W.F.  Tracy.  2001.  Irrigation and  Sugar  in  Sweet  Corn.  J.  of Quensland Agric. 106 : 218 – 230.
Falah, R. N. 2009. Budidaya Jagung Manis. Balai  Besar  Pelatihan Pertanian Lembang : Bandung.
Jasminarni. 2008. Pengaruh Jumlah Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Selada (Lactuca sativa L) di Polybag. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
Muis, A., S. Pakki, dan Sutjiati. 2000.Peranan Varietas Tahan dan Fungisida
Dalam Mengendalikan Penyakit Hawar Daun (Helminthosporium maydis) Pada Tanaman Jagung. Seminar Mingguan Balitjas, tanggal, 24 Juni 2000. Hal 7.
Purwono et. al. 2005. Peningktan Fungsi Agronomi Sistem Agroforestry Jati dan Pinus dengan Penggunaan Varietas Tanaman Jagung Toleransi Irradiasi Terendah. Jurnal Agrosains PS. Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS Surakarta : Solo.
Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press. 59 hal.
Salikin, K.A, 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius : Yogyakarta.
Suhartono, R.A. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine max (L) Merril) pada Berbagai Jenis Tanah. Bangkalan.
Syafruddin. 2002. Tolak Ukur dan Konsentrasi Al untuk Penapisan Tanaman Jagung terhadap Ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan. 24 : 3-4.













LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
1 minggu setelah tanam
2 minggu setelah tanam




3 minggu setelah tanam

4 minggu setelah tanam










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia Keilmuan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOPI

TUGAS M1 STELA