Bahasa Indonesia Keilmuan
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
Bahasa
Indonesia Keilmuan
(BIK)
Disusun oleh:
Kelompok5
Kelas C
Febi
Wulandari 165040201111031
Natalia 165040201111188
Panggah
J 165040207111104
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Bahasa Indonesia Keilmuan." Makalah ini kami buat
dengan sangat sederhana agar mudah dipahami oleh pembaca nantinya. Namun lewat
pembuatan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Banyak
kekurangan pada pembuatan makalah ini, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami ucapkkan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang lahir dengan
dilatarbelakangi kepentingan politik para pejuang yang menginginkan Indonesia
merdeka. Dengan bahasa Indonesia kala itu seluruh masyarakat merasa telah
dipersatukan, sehingga dapat meraih kemerdekaan. Fungsi bahasa Indonesia salah
satunya yaitu sebagai alat komunikasi antar manusia yang mampu melahirkan
perasaan dan pemikirannya.Diketahui bahwa, segala macam kegiatan atau interaksi
sosial di dalam masyarakat akan lumpuh tanpa adanya bahasa. Namun di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia kita akan mengenal istilah Bahasa Indonesia
Keilmuan atau ragam bahasa baku. Dimana penulisan dan karasteristiknya berbeda
dengan ragam bahasa Indonesia lainnya.
Oleh karena itu menjadi penting untuk kita membahas materi Bahasa
Indonesia Keilmuan, karena dengan ini kita mengetahui cara penulisan kalimat
efektif yang benar dan kita juga mengetahui kapan kita menggunakan Bahasa
Indonesia Keilmuan dalam kehidupan nyata.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)?
2.
Bagaimana
karasteristik Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)?
- Bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK) dalam kalimat efektif dan paragraf?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)
2. Menjelaskan
karasteristik Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)
3.
Menjelaskan penggunaan Bahasa
Indonesia Keilmuan (BIK) dalam kalimat efektif dan paragraf.
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia
Keilmuan
Bahasa
Indonesia Keilmuan (BIK) merupakan bahasa indonesia yang digunakan untuk
kepentingan komunikasi keilmuan. Penjelasan lebih lanjut oleh Suparno dkk.
(1994:2) bahwa bahasa indonesia keilmuan merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah,
bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasaan yang bersifat baku. Berdasarkan
pendapat Yonohudiyono dkk menyatakan bahwa Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)
adalah salah satu ragam bahasa yang tidak termasuk ke dalam ragam dialek, dipakai
dalam suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan baik secara tulis maupun lisan.
Bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi ternyata memiliki berbagai ragam. Menurut
Yonohudiyono dkk. (1994: 102) ragam-ragam itu digolongkan :
- Berdasarkan tempat atau daerahnya
- Berdasarkan penuturnya terdapat ragam bahasa cendekiawan dan ragam bahasa non cendekiawan.
- Berdasarkan sasarannya terdapat ragam bahasa lisan, ragam bahasa sastra, ragam bahasa surat kabar, dan ragam bahasa undung-undang.
- Berdasarkan pemakaian terdapat ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi.
Ragam
bahasa cendekiawan dan ragam bahasa resmi dapat disebut ragam bahasa keilmuan
atau ragam bahasa baku.
2.2 Karasteristik Bahasa Indonesia
Keilmuan
Karasteristik
Bahasa Indonesia Keilmuan menurut Ramlan, 1983
- Menggunakan kata-kata, struktur frase, dan kalimat baku
- Mengikuti kaidah-kaidah bahasa indonesia bahu
- Kata-kata dan struktur dialek harus dihindari
- Memakai kata-kata atau istilah dalam arti denotasi bukan dalam arti konotasi
- Lugas, jelas, tidak berlebih-lebihan, dan tidak emosional
- Hubungan gramatikal antar unsur (kalimat atau paragraf) bersifat padu
- Menghindari kalimat yang mendua arti
- Lebih mengutamakan pemakaian kalimat ragam pasif
- Taat azas dalam segala hal. Misalnya dalam pemakaian istilah, singkatan, tanda-tanda baca, dan juga dalam pemakaian kata ganti persona
Karasteristik
Bahasa Indonesia Keilmuan menurut Muliono (dalam Ardiana, 2000: 1-2)
- Lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan
- Objektif dan bebas dari prasangka pribadi
- Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan katagori yang diselidikinya untuk menghindari kesimpangsiuran
- Tidak beremosi dan menghindari tafsiran yang bersensasi
- Membakukan makna kata , ungkapan, dan gaya paparannya berdasarkan konvensi
- Tidak fnatik dan dogmatis
- Bercorak hemat
- Bentuk, makna, dan fungsi kata yang digunakan bersifat mantap dan stabil
- Istilah yang digunakan bersifat monosemantik dan bebas konteks
- Menggunakan gaya paparan
Karasteristik
Bahasa Indonesia Keilmuan menurut Suparno dkk. (1994: 2-14)
- Lugas dan jelas
Lugas diartikan mengandung makana apa
adanya. Bahasa Indonesia Keilmuan bersifat lugas berarti bahwa kalimat-kalimat
BIK mengandung gagasan yang jelas, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, tidak
diungkapkan dalam bentuk kiasan, dan tidak berbunga-bunga.
Contoh :
·
Para
pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian
anak-anak mempunyai tugas yang tidak ringan.
·
Para
pendidik kadang-kadang terkena akibat ulah sebagian anak-anak, mempunyai tugas
yang bera.
Dalam hal ini pada kalimat awal
tersebut ungkapan kena getahnya dan tidak ringan menyebabkan kalimat
tersebut tidak lugas, sehingga diperbaikilah ungkapan tersebut menjadi terkena
akibat dan berat sehingga penyampaian gagasan telah diungkapkan secara
langsung.
Jelas berarti gamblang, tegas, dan
tidak meragukan. Agar gagasan yang diungkapkan jelas, bahasa yang digunakan
harus jelas. Bahasa yang jelas tidak hanya membantu penulis mengungkapkan gagasannya
secara jelas, tetapi juga membatu pembaca untuk menangkap gagasan yang
dikandung tulisan tersebut. Oleh karena itu pembaca akan lebih mudah memahami
gagasan yang diungkapkan dengan bahasa yang jelas.
Contoh
:
·
Penanaman
moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah
yang dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang
merupakan mata pelajaran yang paling strategis karena langsung menyinggung
tentang moral Pancasila, juga diintegrasi ke dalam mata pelajaran Agama, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sejarah, Perjuangan Bangsa, dan Kesenian.
·
Penanaman
moral di sekolah merupakan kelanjutan penanaman moral di rumah. Penanaman moral
di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang
merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut moral
Pancasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sejarah,
Perjuangan Bangsa, dan Kesenian.
Pada kalimat ke-2 gagasan pada
kalimat terungkap sangat jelas, satuan informasi yang terkandung dalam setiap
kalimat tertata secara teratur. Hubungan antar kalimat terjalin secara teratur
sehingga keutuhan gagasan yang diungkap terwujud jelas.
- Objektif
Kalimat Bahasa Indonesia Keilmuan
dikatakan objektif bila mengungkapkan sesuatu dalam keadaan sebenarnya, artinya
tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya.
Contoh :
·
Tingginya
jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional saya rasa merupakan bukti bahwa
kualitas pendidikan masih rendah.
·
Tingginya
jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan bukti bahwa kualitas
pendidikan masih rendah.
Penggunaan frase saya rasa pada
kalimat dipengaruhi olrh emosi pribadi, hal ini mebuat kualitas keilmiahannya
menjadi rendah atau menurun.
- Cendekia
Bahasa Indonesia Keilmuan bersifat
cendekia, maksudnya BIK mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir
logis secara tepat. Bahasa Indonesia Keilmuan mengikuti pola preposisi,
disamping mengandung keterangan kalimat juga mengandung subjek dan predikat.
Contoh :
·
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena pengaruh budaya barat yang masuk ke
Indonesia.
·
Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh budaya barat
yang masuk ke Indonesia.
Pada ke-2 kalimat ini terdapat
perbedaan subjek yang terungkap. Di kalimat pertama Subjek pada kalimat
diungkapkan segi terjadinya, sedangkan pada kalimat ke-2 subjek kalimat
diungkapkan berdasarkan segi sebabnya.
- Ringkas dan padat
BIK
berciri ringkas dan padat, artinya pemakaian unsur bahasa di dalamnya hemat.
Unsur-unsur yang tidak diperlukan karena tidak fungsional dalam mengungkapkan
gagasan dibuang. Dengan demikian, unsur yang bercetak iring perlu dihilangkan
untuk menjadi kalimat yang ringkas dan padat.
Contoh
:
·
Nilai etis
tersebut diatasmejadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga
negara Indonesia.
·
Nilai etis
tersebut menjadi pedoman hidup bagi setiap warga negara Indonesia.
- Konsisten
BIK berciri konsisten, artinya BIK itu harus ajek,
taat azas, selaras, dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur Bahasa berupa
pembentukan kata dan tata tulis (penggunaan ejaan dan tanda-tanda baca)
digunakan sesuai kaidah yang berlaku dan konsisten. Sebagai misal penggunaan
kata tugas bagi dan untuk, bagi digunakan sebagai pengantar objek
berkepentingan, untuk digunakan sebagai pengantar keterangan tujuan.
Contoh :
Ø Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak
penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
Ø Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan
usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan
ekstra.
- Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan menjadi pangkal tolak Bahasa
Indonesia Keilmuan. Oleh sebab itu kalimat-kalimat Bahasa Indonesia Keilmuan
berorientasi pada kalimat pasif, bukan kalimat aktif.
Contoh :
·
Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan
keluarga sangat penting dalam penanaman Pancasila
·
Perlu
diketahui bahwa pendidikan di
lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman Pancasila.
2.3
Penggunaan Bahasa Indonesia Keilmuan
Keberhasilan seorang penulis menyampaikan gagasannya terutama
dalam menulis tulisan yang bersifat keilmuan sangat bergantung pada efektivitas
kalimat-kalimat yang dibuatnya. Kalimat-kalimat efektif kemudian disusun
menjadi satu kesatuan pikiran yang lebih lengkap dalam sebuah paragraf.
Beriikut merupakan uraian kalimat efektif dan paragraf.
2.3.1 Kalimat Efektif
Ciri-ciri
kalimat efektif yaitu :
v Kekompakan dan Kesatuan
Suatu kalimat dikatakan
kompak dan memiliki kesatuan jika dalam satu kalimat tersebut hanya terkandung
satu pokok pikiran atau gagasan. Kesatuan gagasan ini terlihat pada kehadiran
fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), dan dapat pula dilengkapi dengan
fungsi pelengkap (Pel), serta keterangan (K). Setidaknya dalam sebuah kalimat
yang kompak dan mengandung kesatuan harus mengandung unsur S, P, O serta
masing-masing unsur fungsi kalimat terlihat dengan jelas. Karena ketidakjelasan
unsur-unsur fungsi kalimat akan membawa dampak kekaburan makna kalimat.
Contoh
:
·
Menteri hukum dan perundang-undangan
sedang menertibkan semua produk hukum masa lalu dengan segera. Kalimat ini
maknanya sangat jelas sebab hubungan antara fungsi S (Menteri hukum dan
perundang-undangan) dengan P (sedang menertibkan), dan antara P dengan O (semua
produk hukum masa lalu) beserta K (dengan segera) terjalin secara baik.
·
Dalam menulis surat bahasa Indonesia
sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai pengantar isi surat. Makna
kalimat ini sangat kabur, sebab tidak jelas apa
atau siapakah yang sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai kata
pengantar isi surat?. Ketidakhadiran fungsi S pada kalimat menyebabkan
kesatuan gagasan kalimat tersebut tidak tampak. Untuk itu perlu kehadiran kata kita sebagai subjek (S) kalimat tersebut
untuk mengendalikan kesatuan gagasannya.“Dalam menulis surat bahasa Indonesia,
kita sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai pengantar isi surat.
v Kehematan
Kehematan
dalam kalimat efektif meliputi kehematan pemakaian kata, frase, atau unsur
kalimat lainnya yang tidak diperlukan. Unsur-unsur yang bisa dihemat meliputi,
pengulangan bagian-bagian kalimat, pemakaian hiponimi, dan pemadatan kelompok
kata menjadi kata.
·
Pengulangan
bagian-bagian kalimat
Biasanya
pengulangan bagian-bagian kalimat terjadi saat menggabungkan beberapa kalimat
tunggal menjadi kalimat majemuk, kita sering mengulang kata-kata yang sama yang
menduduki fungsi yang sama . Pengulangan semacam ini tidak perlu.
Contoh
:
Pencari kerja itu segera membuat
surat lamaran setelah dia tahu ada lowongan pekerjaan dimuat di koran harian.
Perbaikan kalimatnya menjadi “ Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran
setelah tahu ada lowongan pekerjaan dimuat di koran harian”.
Pemakaian hiponimi
Hiponimi merupakan kata-kata yang
maknanya sudah tercukup dalam kata kelompok-nya. Kata mawar misalnya sudah
mengandung makna “kelompok bunga”. Kata senin sudah mengandung makna bulan.
Dengan demikian kata yang dicetak miring dihilangkan.
Contoh
:
Gadis
itu sedang menanam bunga mawar di
halaman.
Saya
akan pergi ke Australia pada bulan
Agustus tahun depan.
Pemadatan kelompok kata menjadi kata
Kelompok
kata yang panjang sering memiliki padanan yang lebih singkat dan hemat.
Menjadi sebab → menyebabkan
Mengambil keputusan → memutuskan
Melakukan
penguraian → menguraiakan
Apa
yang kita tuntut → tuntutan kita
Menyatakan
persetujuan → menyetujui
Contoh
:
Mahasiswa
sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan negara, suatu
predikat yang harus diberi penafsiran dan diberi makna secermat-cermatnya.
Perbaikan kalimatnya menjadi “Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang
punggung bangsa dan negara, suatu predikat yang harus ditafsirkan dan dimaknai
secermat-cermatnya”.
v Kevariasian
Kevariasian
bentuk-bentuk kalimat untuk menjaga keseimbangan antara jumlah kalimat panjang
dan kalimat pendek, kalimat aktif dan pasif, kalimat langsung dan tak langsung,
kalimat berita, tanya, dan perintah, serta kevariasian dalam mengawali kalimat,
misalnya ada yang dimulai dengan subjek, predikat, atau keterangan. Kevariasian
struktur kalimat dengan awal yang berbeda-beda ini sangat baik untuk
menonjolkan gagasan sentral kalimat. Selain itu juga variasi kalimat aktif dan
pasif digunakan untuk menghindari kebosanan pembaca. Variasi panjang dan pendek
kalimat dalam sebuah wacana akan
memberikan kesempatan kepada pembaca untuk berpikir.
Contoh
:
Variasi kalimat aktif dan pasif
Pada hari raya Idul
Adha yang lalu Haji Malik menyembelih lima ekor kambing. Disamping itu
disembelih seeekor lembu jantan.
Variasi kalimat tunggal dan kalimat
majemuk atau kalimat sederhana dan kalimat kompleks.
Menilai
sebuah buku berarti memberikan saran kepada pembaca untuk atau menerima
kehadiran
buku itu. Oleh sebab itu, sebuah buku harus dinilai secara keseluruhan.
v Kesejajaran
Pemakaian
kata, kelompok kata, atau bentuk kata di dalam kalimat harus dijaga
kesejajarannya. Bila suatu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda
(misalnya bentuk pe-an), maka kata-kata atau kelompok kata yang lain yang
menduduki fungsi gramatikal yang sama harus ditempatkan ke dalam kata benda
dalam bentu ini. Begitu pula sebaiknya, bila suatu gagasan ditempatkan ke dalam
struktur kata kerja (misalnya bentuk di-kan, me-kan), kata-kata atau kelompok
kata yang lain yang menduduki fungsi gramatikal yang sama dinyatakan ke dalam
kata kerja bentuk itu.
Contoh
:Seorang insinyur telah memecahkan masalah itu dengan caranya sendiri
kemudianmembuat alatnya dan masyarakat
tinggal membeli dan memakainya.
v Penekanan
Penekanan
bertujuan untuk menegaskan gagasan yang dianggap penting pada bagian-bagian
tertentu. Ada beberapa cara untuk memberikan penekanan terhadap gagasan utama
yang ingin disampaikan oleh penulis.
Ø Posisi
kalimat
Urutan
umum pola kalimat bahasa indonesia adalah subjek, predikat, objek, dan
keterangan (SPOK). Tetapi apabila penulis ingin memberikan penekanan
bagian-bagian tertentu, ia tinggal menempatkan bagian yang ditekankan itu ke
posisi awal kalimat.
Contoh
: Peristiwa itu terjadi kemarin.
Kemarin peristiwa itu terjadi.
Ø Urutan
Logis
Penekanan
bagian kalimat dapat juga ditempuh dengan menyusun secara logis informasi yang
ada dalam kalimat. Urutan dapat berlangsung secara kronologis sesuai dengan
proses, atau secara bertahap semakin memuncak pada informasi yang lebih
penting.
Contoh
:Sepulang sekolah Budi langsung tidur, bangun tidur makan, kemudian baru
mandi.
Kegiatan
niaga antara lain meliputi penawaran, pemasaran, pengiriman
pesanan,
dan penagihan.
Ø Pemakaian
repetisi
Repitisi
adalah pengulangan bagian-bagian kalimat tertentu yang dianggap penting di
dalam kalimat yang merupakan efek penekanan gagasan.
Contoh
:Pembanguan tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga berdimensi politik,
berdimensi
sosial, dan berdimensi kultur.
2.3.2
Paragraf
Paragraf
adalah bagian tulisan yang berupa kumpulan kalimat yang berhubungan secara utuh
dan padu serta merupakan kesatuan pikiran. Adapun ciri-ciri umum paragraf,
yaitu memiliki kesatuan pikiran, padu, dan ada pengembangan. Paragraf memiliki
kesatuan artinya bahwa dalam satu paragraf hanya ada satu pokok pikiranParagraf
dikatakan ada kepaduan apabila antara kalimat yang satu dengan yang lain kait
mengait seperti mata rantai yang tidak putus. Agar paragraf itu lebih gamblang
dikembangkan antara lain dengan cara ilmiah, klimaks, analogi, sebab akibat,
perbandingan dan pertentangan atau persamaan, dan sebagainya.
Contoh
:
Dalam
kesusastraan lama indonesia terdapat karya sastra yang disebut pantun dan
syair. Kedua karya sastra itu berbentuk puisi. Kedua puisi itu masing-masing
terdiri atas empat baris. Baik pantun maupun syair tidak terdapat dalam karya
sastra modern. Kalaupun ada hanya dalam nyayian saja.
Berdasarkan
letak pokok pikiran, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif,
kombinasi, dan deskriptif.
a.
Paragraf Deduktif
Pokok
pikiran berada di awal paragraf. Pola pikirnya dari umum ke khusus. Diawali
dari simpulan kemudian dijabarkan rinciannya.
b.
Paragraf Induktif
Pokok
pikiran berada di akhir paragraf. Pola pikirnya dari khusus ke umum, dari
rincian menuju simpulan.
c.
Paragraf Kombinasi
Kombinasi
antara paragraf deduktif dengan induktif. Kalimat utama di awal kemudian
diulang lagi di akhir paragraf. Bunyi kalimat boleh berbeda, tetapi intinya
tetap sama.
d.
Paragraf Deskriptif
Inti
paragraf ini digambarkan secara samar-samar dalam paragraf. Kalimat utama tidak
terdapat di mana-mana. Baru setelah dibaca diketahui maksuud paragraf tersebut.
Pada umumnya paragraf jenis ini terdapat dalam karangan-karangan fiksi seperti
cerpen, novel, roman, dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kalimat dalam
berbahasa maupun dalam menulis sangat penting, lebih-lebih dalam tulisan yang
bersifat ilmiah. Pengguanaan Bahasa Indonesia Keilmuan dalam penuliasan ilmiah
haruslah gagasan kalimat-kalimat terungkap secara jelas. Sehingga dapat
membantu pembaca dalam menangkap gagasan yang dikandung tulisan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Martaulina,
Sinta Diana. 2015. Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta: Deepublish.
Yonohudiyono,
E., et al. 2007. Bahasa Indonesia
Keilmuan. Surabaya: Unesa University
Press.
Komentar
Posting Komentar